Project Based Learning Implementation with Experiments to Improve Learning Activities

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PbJL DENGAN EKSPERIMEN LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA
ANI NORYATI, S.Pd
Situasi

Mata pelajaran IPA dipelajari untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Dengan mempelajari IPA maka peserta didik diharapkan dapat mempelajari serta mengenal lebih dekat mengenai pengetahuan alam dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini dalam proses pembelajaran pendidik jarang melibatkan peserta didik dalam melakukan percobaan maupun menggunakan media atau alat peraga lainnya walaupun sekolah memiliki media sehingga mengakibatkan kurangnya keterampilan peserta didik. Atau bisa dikatakan peserta didik tidak aktif dalam pembelajaran IPAS karena peserta didik jarang diajak melakukan praktek atau eksperimen langsung yang ada kaitannya dengan materi yang akan dipelajari. Sehingga peserta didik menjadi bosan dan tidak tertarik dengan pembelajaran IPAS. Selama ini pembelajaran IPAS yang dilakukan hanya menggunakan metode ceramah saja tanpa menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan media yang menarik bagi peserta didik.

Berdasarkan permasalahan tersebut sebagai guru memiliki peran dan tanggung jawab untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran terutama pada mata pelajaran IPAS materi perubahan wujud benda salah satunya dengan membuat variasi metode atau model pembelajaran dan penggunaan media berbasis TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge).

Tantangan

Berdasarkan situasi yang terjadi diatas ada beberapa tantangan-tantangan yang dihadapi. Setelah dilakukan identifikasi masalah dan melakukan wawancara dengan teman sejawat serta pakar maka ada beberapa tantangan yang mempengaruhi keaktifan peserta didik dalam pembelajaran IPAS antara lain:

1. Peserta didik tidak tertarik dengan pembelajaran IPAS yang diberikan guru karena guru hanya menerapkan metode ceramah.
2. Siswa kurang memahami materi sehingga kurang aktif di dalam kelas.
3. Kurangnya perhatian dari orang tua karena orang tua sibuk bekerja.

Diatas adalah tantangan dari sisi peserta didik, dari sekolah juga mempunyai tantangan tersendiri contohnya:

1. Guru belum menggunakan media, alat peraga dan sumber belajar yang sesuai dengan materi.
2. Model pembelajaran yang belum relevan dengan kebutuhan siswa.
3. Metode yang digunakan guru kurang sesuai dengan materi yang diberikan.

Aksi

Dengan mengetahui tantangan-tantangan yang ada seorang guru harus bisa memperbaiki hal-hal tersebut sehingga peserta didik dapat kembali aktif dalam pembelajaran IPAS. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghadapi tantangan-tantangan diatas adalah:

1. Berkaitan dengan media pembelajaran.

Guru bisa menggunakan media konkret yang sesuai dengan materi sehingga peserta didik aktif di dalam pembelajaran. Atau guru bisa mengkombinasikan dengan menggunakan media yang berbasis teknologi seperti memutarkan video pembelajaran sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi.

2. Berkaitan dengan model pembelajaran.

Guru bisa menggunakan model- model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik. Dalam hal ini saya menggunakan model pembelajaran PjBL ( Project Based Learning ). Model ini saya anggap bisa meningkatkan keaktifan peserta didik karena mereka bisa langsung mempraktekkan sesuai dengan materi yang ada yaitu praktek perubahan wujud benda mencair dan membeku.

3. Berkaitan dengan metode pembelajaran.

Dalam pembelajaran guru bisa menggunakan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan materi jadi tidak hanya menggunakan metode ceramah. Guru bisa mengkombinasikan metode ceramah, diskusi, eksperimen dan penugasan secara bersamaan dalam satu pembelajaran. Itu yang saya lakukan dalam pembelajaran kali ini yaitu menggunakan metode eksperimen yang akan membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran karena langsung praktek langsung.

Refleksi Hasil dan Dampak

Dampak dari langkah-langkah yang dilakukan dengan penggunaan model PjBL, metode eksperimen dan media video pembelajaran bisa menumbuhkan keaktifan peserta didik. Siswa terlihat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dan tidak cepat bosan karena dalam pembelajaran peserta didik dibagi menjadi kelompok-kelompok untuk mengerjakan sebuah proyek mengamati perubahan wujud benda mencair dan membeku. Selain itu dengan menggunakan video pembelajaran akan lebih membantu pemahaman peserta didik dalam memahami materi.

Terkait respon dari kepala sekolah dan teman sejawat mengenai strategi yang dilakukan yaitu sangat mendukung karena hal tersebut dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran materi Perubahan Wujud Benda mencair dan membeku. Akan tetapi aksi ini ada beberapa kekurangan yaitu interaksi dengan peserta didik kurang menyeluruh hanya menyebutkan satu atau dua nama peserta didik dan tahap kegiatan penutup dibagian menyimpulkan peserta didik hanya menyimpulkan secara umum. Dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut seorang guru harus lebih memperhatikan dan komunikatif terhadap peserta didik tidak hanya menyebut satu atau dua nama peserta didik agar peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Harapannya dengan adanya solusi tersebut guru dapat melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi ke depannya.