Project Based Learning Implementation with Experiments to Increase Learning Motivation

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
DENGAN EKPERIMEN PEMBUATAN ES KRIM
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA
Khalishatun Nafi’ah
Situasi

Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta interaksinya, dan mengkaji kehidupan manusia sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan mempelajari IPAS diharapkan peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep di dalam IPAS serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Peralihan dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama masa Pandemi COVID-19 ke Pembelajaran Tatap Muka membuat motivasi belajar peserta didik menurun dan peserta didik kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran IPAS di kelas 4 pada materi perubahan wujud benda. Selama PJJ anak melakukan pembelajaran dari rumah dan waktu anak lebih banyak digunakan untuk bermain dengan temannya sehingga ketika pembelajaran sudah dilaksanakan secara tatap muka peserta didik terlihat cepat bosan dan menunjukkan perubahan-perubahan sikap yang dapat berdampak dalam proses pembelajaran seperti peserta didik tidak fokus selama pembelajaran, peserta didik tidak mau segera mengerjakan tugas yang diberikan, tidak mau bertanya dan hanya diam saja. Kondisi ini diperburuk dengan metode mengajar yang digunakan guru dalam pembelajaran IPAS masih berpusat pada guru dan kurangnya pemanfaatan media pembelajaran serta guru belum mengimplementasikan model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan tersebut sebagai seorang guru memiliki peran dan tanggungjawab untuk meningkatkan kembali motivsi belajar peserta didik dalam pembelajaran IPAS materi perubahan wujud benda salah satunya dengan menggunakan metode yang bervariasi dan menerapkan model pembelajaran Project Based Learnig (PjBL) serta penggunaan media PPT (Power Point Text) dan video pembelajaran yang bisa meningkatkan motivasi dan keaktifan peserta didik.

Tantangan

Berdasarkan situasi yang terjadi diatas ada beberapa tantangan-tantangan yang dihadapi. Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara dengan peserta didik, guru, kepala sekolah dan pakar, ada beberapa tantangan yang memepengaruhi motivasi belajar antara lain:

Tantangan dari peserta didik

1. Peserta didik menganggap belajar itu tidak penting.
2. Peserta didik kurang tertarik dengn pelajaran IPAS.
3. Kurangnya perhatian dan dorongan motivasi dari orangtua.

Tantangan dari peserta guru

Tantangan dari peserta didik tersebut sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Selain itu ada juga tantangandari guru seperti:

1. Metode yang digunakan guru pada pembelajaran IPAS cenderung monoton dan hanya berpusat pada guru.
2. Media yang digunakan guru kurang menarik perhatian peserta didik.
3. Guru belum menggunakan model pembelajaran inovatif di kelas.

Aksi

Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut guru harus memiliki berbagai cara untuk mengatasinya seperti menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, menggunakan media benda konkret dan media berbasis TIK seperti PPT dan video pembelajaran yang menarik perhatian peserta didik serta menerapkan model pembelajaran inovatif yang tepat dalam pembelajaran.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghadapi tantangan-tantangan diatas adalah:

1. Menggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.

Dalam pembelajaran guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi seperti metode ceramah, tanya jawab, eksperimen, diskusi dan penugasan yang kombinasikan menjadi satu. Penggunaan metode eksperimen yang digunakan guru juga bisa meningkatkan keaktifan peserta didik dan memberi pengalaman secara langsung kepada peserta didik sehingga pembelajaran bisa lebih bermakna.

2. Memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK dan benda konkret.

Guru menggunakan media pembelajaran benda konkret yang ada di sekitar peserta didik seperti penggunaan es batu, garam dan susu UHT untuk proyek pembuatan es krim yang mudah ditemukan oleh peserta didik. Selain media benda konkret guru juga menggunakan media berbasis TIK dalam pembelajaran seperti penggunaan PPT dan video pembelajaran sehingga perhatian peserta didik bisa lebih fokus dan lebih mudah memahami materi yang disampaikan.

3. Menerapkan model pembelajaran inovatif.

Dalam pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran Project Based Learning atau biasa disingkat PjBL yang diyakini guru dapat meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan peserta didik selama pembelajaran. Dalam prakteknya guru harus menguasai sistak-sintak PjBL yang dituangkan dalam kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Penerapan PjBL dalam pembelajaran IPAS materi perubahan wujud benda bisa membuat peserta didik lebih antusias dalam pembelajaran karena peserta didik diajak langsung untuk membuat proyek pembuatan es krim yang belum pernah dilakukan peserta didik sebelumya.

4. Melaksanakan penilaian secara menyeluruh.

Dalam pembelajaran seorang guru harus melakukan penilaian secara keseluruhan. Penilaian tersebut meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan. Intrumen-intrumen penilaian tersebut harus dibuat secara lengkap mulai dari lembar observasi, kisi-kisi, indikator kerecapaian setiap ranah dan rubrik penilaian untuk penilaian di akhir pembelajaran.

Refleksi Hasil dan Dampak

Dampak dari penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi serta model pembelajaran PjBL bisa menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dan keaktifan peserta didik pada pembelajaran IPAS materi perubahan wujud benda. Peserta didik terlihat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dan tidak cepat bosan karena dalam pembelajaran peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan eksperimen dan mengerjakan sebuah proyek pembuatan es krim sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman secara langsung dan pembelajaran menjadi lebih bermakna untuk peserta didik. Selain itu penggunaan media benda konkret yang mudah ditemukan peserta didik serta media PPT dan video pembelajaran yang menarik juga membuat peserta didik lebih fokus selama pembelajaran berlangsung sehingga pemahaman peserta didik tentang materi perubahan wujud benda juga meningkat.

Terkait dengan respon teman sejawat mengenai strategi yang dilakukan yaitu sangat mendukung karena hal tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas 4 pelajaran IPAS materi peribahan wujud benda. Akan tetapi dalam pembelajaran IPAS meteri perubahan wujud benda juga terdapat beberapa kekurangan yaitu kurangnya pendampingan terhadap peserta didik ketika melakukan proyek dan diskusi sehingga ada beberapa peserta didik tidak fokus dengan tugasnya serta manajemen waktu yang digunakan guru belum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut guru harus memberikan pendampingan yang lebih kepada peserta didik ketika pengerjaan proyek dan berdiskusi agar peserta didik lebih fokus dan dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Harapan ke depannya guru dapat mengimplementasikan pembelajaran dengan lebih baik di masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan pembelajaran bisa berjalan dengan lebih maksimal.