Improving Learning Outcomes using Problem Based Learning with Number Line Media.

Meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SDN 3 Sumbersari Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan bilangan cacah menggunakan media garis bilangan.
Mellyna Hestikasari
Situasi

Matematika adalah pelajaran yang menjadi momok menakutkan bagi siswa. Terutama bagi mereka yang memiliki kemampuan matematis yang rendah. Selama 2 tahun yang lalu, siswa hanya belajar di rumah, sehingga kemampuan mereka pun kurang terasah. Karena selama belajar di rumah, tugas mereka dikerjakan oleh orangtua sehingga mereka ketergantungan dengan bantuan orangtua. Dalam 1 tahun ini siswa sudah mulai pembelajaran tatap muka, siswa mengalami kesulitan beradaptasi dengan pembelajaran karena siswa dituntut untuk mampu secara mandiri maupun diskusi dengan temannya dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Kondisi ini juga diperburuk dengan kurangnya penggunaan media pembelajaran yang menarik, kurangnya penerapan metode pembelajaran yang bervariasi dan kurangnya model pembelajaran inovatif yang diimplementasikan oleh guru di kelas saat pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan tersebut sehingga sebagai guru memiliki peran dan tanggung jawab untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi penjumlahan bilangan cacah salah satunya dengan membuat variasi pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning dan menggunakan media garis bilangan. Serta memberikan motivasi belajar siswa setelah mereka mengalami learning loss pada masa pandemi COVID19.

Tantangan

Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara dengan rekan sejawat, kepala sekolah dan pakar, maka beberapa ada tantangan yang terjadi.

Tantangan dari sisi siswa

1. Hasil belajar matematika pada materi penjumlahan masih rendah.
2. Siswa kurang memahami konsep penjumlahan.
3. Siswa tidak menyimak penjelasan guru.

Tantangan yang ada di sekolah

1. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam materi penjumlahan.
2. Penerapan metode pembelajaran yang belum bervariasi.
3. Model pembelajaran inovatif yang digunakan belum sesuai dengan materi yang disampaikan.

Tantangan itu yang menyebabkan guru harus menerapkan strategi pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Seperti menggunakan media pembelajaran benda konkret, menerapkan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, dan demonstrasi. Model pembelajaran yang digunakan adalah problem based LEARNING. Dan juga pengunaan Lembar Kerja Peserta Didik dalam pembelajaran.

Aksi

Tantangan yang ada di atas harus diselesaikan dengan baik oleh seorang guru, diantaranya dengan:

1. Berkaitan dengan perangkat pembelajaran

Seorang guru harus bisa membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan kebutuhan siswa , menarik bagi siswa. Perangkat pembelajaran yang mudah dipahami siswa nantinya akan membantu siswa dalam pemahaman materi yang akan disampaikan.

2. Berkaitan dengan media pembelajaran

Guru bisa memanfaatkan media pembelajaran benda konkret yang ada di sekitar kita dalam proses pembelajaran. Penggunaan benda konkret dalam pembelajaran membantu siswa dalam proses belajar dari pada siswa hanya membayangkan. Jika benda konkret sudah ada dan bisa dikolaborasikan dengan media pembelajaran berbasis Technology Pedagocical and Content Knowledge (TPACK) sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi.

3. Berkaitan dengan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Guru harus memanfaatkan Lembar Kerja Peserta Didik dalam pembelajaran. Lembar Kerja Peserta Didik digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar dan merupakan sarana untuk membantu, mempermudah kegiatan belajar sehingga terbentuk interaksi antar guru dan siswa.

4. Berkaitan dengan metode pembelajaran

Seorang guru dalam pembelajaran harus bisa menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi agar pembelajaran tidak monoton. Guru harus bisa menciptakan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam hal ini dengan menerapakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, dan demonstrasi.

5. Bekaitan dengan model pembelajaran

Dalam proses pembelajaran guru harus merancang proses pembelajaran yang akan dilakukan. Dalam hal ini model pembelajaran yang digunakan adalah problem based learning. Dalam penerapan model pembelajaran problem based learning harus sesuai dengan sintaknya. Mulai dari tahap satu sampai akhir yang dituangkan dalam kegiatan pembuka, inti, dan penutup.

6. Berkaitan dengan penilaian

Guru melakukan penilaian dengan menyiapkan instumen penilaian yaitu lembar observasi untuk menilai sikap peserta didik selama melakukan kegiatan diskusi secara berkelompok, penilaian pengetahuan dengan membagikan lembar asesmen formatif dalam bentuk soal pilihan ganda, dan penilaian keterampilan yaitu keterampilan peserta didik dalam mendemonstrasikan media garis bilangan dan melakukan wawancara.

Refleksi Hasil dan Dampak

Dampak dari penggunaan media benda konkret dan penggunaan video pembelajaran peserta didik menjadi lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa dapat menjadi lebih mengerti konsep penjumlahan dengan bantuan media garis bilangan, sehingga yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan penggunaan model pembelajaran problem based learning ini juga menjadikan pembelajaran berpusat pada siswa , mengembangkan keterampilan berfikir dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

Yang menjadikan keberhasilan dalam strategi yang dilakukan adalah penerapan model pembelajaran problem based learning yang runtut sesuai dengan sintaknya, guru menggunakan video pembelajaran untuk menambah pemahaman siswa, dan penguasaan kelas yang baik oleh guru. Terkait respon dari kepala sekolah dan teman sejawat mengenai strategi yang dilakukan yaitu sangat mendukung karena hal tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran serta adanya kerja sama antar teman sejawat saat pelaksanaan pembelajaran.

Akan tetapi dalam aksi ini menyadari masih ada kekurangan yaitu siswa masih kurang percaya diri ketika di minta untuk maju ke depan, kurangnya manajemen waktu yang baik yang digunakan guru untuk menyampaikan materi.

Kekurangan tersebut dapat diperbaiki dengan memberikan reward dan motivasi kepada siswa untuk bisa lebih percaya diri maju ke depan kelas serta guru lebih memperhatikan waktu pembelajaran.. Harapannya, guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan berbagai model dan metode pembelajaran yang lebih bervariasi agar siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran.