PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN
DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN
SISWA KELAS 3 DI SD NU BANAT BANIN LAMONGAN
Nurul Mahmudah
Situasi
Peralihan dari pembelajaran jarak jauh (PJJ) ke pembelajaran tatap muka membuat motivasi belajar siswa menurun, terjadinya learning loss pada saat PJJ mengakibatkan perubahan sikap siswa yang berdampak pada pembelajaran tatap muka. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
1. Siswa cepat bosan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
2. Siswa lebih suka berbicara dengan temannya saat pembelajaran.
3. Siswa selalu mengeluh bila diberi soal lebih dari 5, malas mengerjakan soal yang diberikan guru.
4. Siswa berbicara sendiri dengan temannya saat guru menjelaskan pelajaran.
5. Daya ingat siswa lebih rendah dan pemahaman siswa lebih lama.
6. Siswa minta istirahat dan pulang sebelum waktunya.
7. Siswa tidak mau bertanya atau malu mengemukakan pendapat.
Kondisi ini diperburuk dengan kurangnya guru dalam memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran dan model pembelajaran yang inovatif, sehingga pembelajarannya terasa monoton dan membosankan. Berdasarkan permasalahan tersebut mendorong guru untuk melakukan perubahan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan menggunakan media penggaris pada materi penjumlahan dengan menggunakan garis bilangan.
Tantangan
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara dengan guru teman sejawat, kepala sekolah dan pakar serta kunjungan ke rumah orang tua siswa, maka beberapa tantangan yang terjadi adalah:
1. Siswa belum termotivasi dalam kegiatan belajar di kelas pada pembelajaran tematik tema 2 subtema 3 karena guru belum menggunakan metode yang variatif.
2. Siswa kurang fokus dalam kegiatan pembelajaran karena tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai.
3. Siswa kurang bersemangat dalam kegiatan pembelajaran karena guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif.
Selain itu, ada juga tantangan yang berasal dari sekolah, yaitu:
1. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran inovatif.
2. Kurangnya pemanfaatan Technological Paedagogical And Content Knowledge (TPACK).
3. Pemilihan media belajar yang kurang relevan terhadap kebutuhan siswa.
Tantangan tersebut menyebabkan guru harus melakukan perbaikan dalam metode pembelajaran yang variatif dan menggunakan media belajar yang tepat sesuai kebutuhan siswa dan gaya belajar mereka, serta menerapkan model pembelajaran yang mendukung.
Aksi
Semua tantangan yang ada harus segera diselesaikan dengan baik oleh seorang guru, antara lain:
1. Kaitannya dengan media ajar
Guru bisa menggunakan benda konkret yang ada di sekitar sekolah atau dalam kelas, sehingga siswa lebih mengenal media yang ada. Jika media konkret dikolaborasikan menggunakan TPACK, maka siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan guru. Dalam kegiatan pembelajaran ini guru menggunakan media pembelajaran konkret yakni penggaris untuk membantu siswa memahami penjumlahan menggunakan garis bilangan, selain itu juga guru menggunakan media pembelajaran berbasis TPACK seperti video pembelajaran dan Power Point Text (PPT).
2. Berkaitan dengan model pembelajaran
Guru diyakini sudah hafal dengan semua sintak-sintak yang berlaku dalam model-model pembelajaran inovatif yang akan dipilihnya. Identifikasi masalah yang guru temukan adalah rendahnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran tematik tema 2 sub tema 3 dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran PBL.
3. Berkaitan dengan penilaian
Guru dituntut untuk melakukan keseluruhan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan baik proses maupun hasil. Guru juga harus memenuhi kelengkapan instrumen diantaranya kisi-kisi, indikator ketercapaian setiap ranah, dan rubrik penilaian untuk melengkapi penilaian akhir pembelajaran.
4. Berkaitan dengan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Guru harus memanfaatkan LKPD sebagai bahan ajar dan memudahkan siswa dalam proses memahami materi pelajaran.
Refleksi Dampak dan Hasil
Dampak yang terjadi setelah guru menggunakan media pembelajaran dan model pembelajaran PBL yang dikolaborasikan dengan TPACK, motivasi belajar siswa lebih meningkat tampak dari semangat siswa, Siswa memperoleh pengalaman berbeda dengan adanya kegiatan diskusi dan penyampaian materi melalui media TPACK dalam pembelajaran serta menggunakan model Problem Based Learning (PBL) yang diberikan karena adanya kegiatan berdiskusi kelompok dan menyimak audio visual dalam penyampaian materi oleh guru.
Keberhasilan pembelajaran ini karena adanya bantuan dari Kepala Sekolah dan rekan-rekan sejawat sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Akan tetapi aksi ini ada beberapa kekurangan yaitu ; Guru kurang maksimal dalam manajemen waktu saat membimbing siswa berdiskusi, sehingga waktunya melebihi batas yang ditentukan. Siswa masih belum memahami bagaimana berdiskusi dan guru tidak memancing siswa untuk mengemukakan pendapat dalam menarik kesimpulan. Dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut seorang guru harus melakukan pendampingan kepada siswa dalam kegiatan berdiskusi dan mampu memaksimalkan manajemen waktu serta lebih banyak menstimulus siswa dalam membuat kesimpulan dengan memberikan pertanyaan yang mengarah pada kesimpulan materi pelajaran.